Rabu, 20 Januari 2010

Vasektomi

Vasektomi atau mengikat saluran sperma pria bukan barang baru. Kita mengenal kebiri sengaja dilakukan pada tukang pukul kerajaan zaman dulu supaya tidak ada main dengan dayang-dayang.

Apa makna kebiri di zaman seks sudah lebih sebagai hiburan ketimbang buat bikin anak? Mari kita iseng buka-bukaan di sini.

Chaidir, maju mundur sebelum memutuskan pilihan vasektomi. Di kepalanya melintas begitu banyak ketakutan, khususnya ihwal potensi seks, dan ke mana sperma yang masih diproduksi àkan terbuang setelah divasektomi, “Apa memang bisa bikin seks saya malah jadi loyo. Dokter?”

Itu sebetulnya pertanyaan mendasar Bapak Chaidir. sebelum minta izin istri untuk vasektomi. Ada banyak lagi mitos yang beredar di seputar vasektomi bikin banyak suami jatuh gamang. Sebagian bikin lelaki mundur.

Yang lain berani maju terus tanpa merasa perlu mendapat izin istri karena lebih banyak istri berkeberatan suami divasektomi, “Jadi lebih bebas, gitu lho, Dok!”

Sterilisasi buat Pria

Ya, vasektomi sebetulnya bukanlah metode kontrasepsi pilihan, melainkan cara lain bikin lelaki menjadi tidak bisa menghamili secara permanen. Eloknya keputusan untuk vasektomi tidak boleh begitu saja diambil sesederhana suami memilih kondom.

Bukan pertimbangan apa efeknya terhadap penampilan dan kinerja seks yang mungkin ditimbulkannya yang perlu lebih banyak dipikirkan, melainkan apa keputusan itu sudah final bagi pasangan suami-istri. Keputusan vasektomi sepihak oleh suami saja, sering bermasalah dalam keluarga di belakang hari.

Masalah mungkin dalam hal suami menjadi lebih enteng untuk selingkuh, lantaran merasa yakin tidak bakal menghamili lagi. Dokter di Indonesia sesungguhnya sudah sejak tahun 80-an memanfaatkan vasektomi sebagai kontrasepsi bedah untuk pria. Nyatanya sampai sekarang, masih belum begitu bersambut. Mungkin lebih karena alasan ego suami, rasa takut dibedah yang umumnya lebih besar dari sekadar ketakutan pihak istri belaka.

Bagaimana Cara Vasektomi

Prinsipnya bagaimana menjadikan pipa saluran spermatozoa atau sel benih vasa deferens pria agar betul-betul dibuat buntu. Kita tahu saluran sel benih yang sebesar kabel telepon berada di dalam kantong buah zakar (scrotum), Pipa ini menjadi penghubung yang mengalirkan sel benih yang diproduksi oleh buah zakar menuju kelenjar prostat yang berada d atasnya, di luar kantong zakar.

Di dalam prostat, sel benih lalu direndam oleh media berupa getah yang diproduksi oleh prostat. Selain itu disiram pula oleh cairan seminal, sehingga volumenya menjadi lebih banyak. Campuran ketiganya itu menjadi apa yang kita kenal sebagai air mani atau sperma.

Jadi, sebagian besar air mani yang keluar itu sesungguhnya lebih banyak berisi getah prostat dan cairan seminal (sekitar 95 persen), dan hanya sebagian kecil saja berisi sel benih (sekitar 5 persen). Taruhlah sekali ejakulasi rata-rata mengeluarkan 5 cc air mani, volume sel benihnya mungkin hanya sekitar 0,15cc saja.

Jadi, setelah seorang pria divasektomi, volume air mani yang sekitar 0,15 cc itu saja yang tertahan tidak ikut keluar bersama ejakulasi karena pipa yang mengalirkannva sudah dibikin buntu. Kendati yang sedikit ini besar maknanya dalam hal kesuburan, hampir tak ada artinya dalam urusan ejakulasi dan pernik seks lainnya.

Teknik konvensional vasektomi yang lazim dilakukan dengan cara memotong pipa saluran sel benih, kemudian mengikat kedua ujung potongannya. Karena pipa alit ini ada pada kedua belah sisi buah zakar, pemotongan dilakukan pada kedua belah sisi.

Caranya, dengan membius lokal dengan suntikan pada kulit sebelah pinggir kantong buah zakar setelah meraba lokasi pipa sel benihnya. Pada bagian ini lalu dibelek beberapa sentimeter untuk menemukan sang pipa. Pipa lalu ditarik keluar dan dipotong. kemudian masing-masing ujung pipanya diikat, lalu dimasukkan kembali ke dalam kantong zakar. Bekas luka belekan dijahit, dan selesai sudah. Prosesnya kira-kira 20 menit untuk kedua sisi b